Rabu, 20 Oktober 2010

« Pengusaha Sawit Dukung Rencana Moratorium Hutan CADANGAN DEVISA TURUN JADI 74,6 MILIAR DOLAR » NORWEGIA BAKAL TEKAN RI

Share on Facebook

Posted in Ekonomi & Keuangan by Redaksi on Juni 4th, 2010

Jakarta (SIB)
Norwegia diyakini akan menekan Indonesia untuk mengimpor komoditas dari negara itu di balik komitmen pemberian hibah 1 miliar dollar AS untuk menanggulangi dampak perubahan iklim.
Pengamat ekonomi Firmanzah menegaskan hal itu di Jakarta, Rabu (3/6). Menurut dia, tidak ada negara yang dengan suka rela memberikan dana hibah tanpa persyaratan tertentu.
“Norwegia pasti menginginkan kerja sama yang lebih. Norwegia telah bersepakat untuk mengekspor sapi ke Indonesia. Jangan sampai kejadian seperti sapi Australia yang dipulangkan ke negara asalnya terjadi karena menimbulkan penyakit. Banyak maksud tertentu di balik pemberian dana hibah”, kata Firmanzah.
Saat ini, sekitar 38 persen kebutuhan daging Indonesia dipenuhi dari impor dengan jumlah setara dengan 600 ribu sapi per tahun. Selama ini, Selandia Baru dan Australia merupakan pemasokan utama sapi ke Indonesia.
Namun, pada November tahun lalu di Roma, Menteri Pertanian (Mentan) Suswono sempat bertemu dengan Mentan Norwegia untuk membahas sejumlah persyaratan ekspor sapi ke Indonesia.
Di Yogyakarta, Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, M Maksum, mengingatkan tawar-menawar untuk memperoleh hibah dari negara maju seperti Norwegia tidak boleh merugikan Indonesia.
“Lagipula, kita semua perlu menyadari bahwa hibah sebenarnya merupakan kritik tajam tentang ketidakberesan kita dalam mengelola bumi Indonesia sehingga melenceng dari prinsip development objectives (tujuan utama pembangunan)”, jelas dia.
Selain itu, lanjut Maksum, semangat Norwegia untuk memberikan hibah ke Indonesia tidak boleh serta-merta membawa ke satu ekstrem berkelanjutan tanpa peduli dengan keadilan dan pertumbuhan.
Ia mengakui ada beda kepentingan antara Norwegia dan Indonesia. “Tidak merusak ekologi, tapi nyatanya merusak. Norwegia maunya ekologi saja, mengurangi emisi melalui penghutanan. Norwegia tidak butuh lahan dan rakyat. Sungguh kepentingan dua bangsa yang kontras, kalau kita terlalu didikte Norwegia, korban ekonominya bisa sangat fatal”, tegas Maksum.
SESUAI KOMITMEN
Firmanzah yang juga Dekan Fakultas Ekonomi UI itu menambahkan rakyat dapat memantau penggunaan dana hibah dari Norwegia melalui lembaga swadaya masyarakat dan badan pemeriksa yang ditunjuk pemerintah.
“Saat ini pemerintah sudah mempunyai BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), kemudian ada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), ICW (Indonesia Corruption Watch) pasti akan memantau penggunaan dana tersebut agar tidak diselewengkan”, kata dia.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan hibah dari Norwegia tidak akan membuat Indonesia tertekan. Sebaliknya, hal itu sudah sesuai dengan komitmen Indonesia terkait perubahan iklim yang sudah diteken jauh sebelumnya, yakni akan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 26 persen sampai 2020.
“Ini sudah kita buat road mapnya, dengan atau tanpa bantuan asing”, kata Hatta di Yogyakarta, Rabu.
Hatta menambahkan hibah itu akan dikelola sebuah lembaga independen dengan total dana 200 juta dollar AS yang merupakan tahap pertama dari pengucuran dana. “Selanjutnya dana akan turun sampai 2016. Kita sudah memiliki pengalaman dengan Aceh”. (KJ/c)

This entry was posted on Jumat, Juni 4th, 2010 at 04:15 and is filed under Ekonomi & Keuangan. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. Both comments and pings are currently closed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar