Rabu, 20 Oktober 2010

Bantuan Finansial Untuk Indonesia Australia dan Jepang Tingkatkan Bantuan Finansial Untuk Indonesia

Ekonomi dan Bisnis
27-04-2010

Penulis : Rachmat Adhani-GFI

Seiring dengan program-program Pemerintahan SBY, dukungan dari negara-negara maju terus mengalir. Beberapa waktu lalu, Australia dan Jepang merealisasikan bantuannya dengan nilai masing-masing sebesar AUSD 30 juta dan 113,94 miliar Yen.

Program Pemerintah Australia dalam memberikan tambahan hibah kepada Indonesia sebesar AUSD 30 juta bertujuan mendanai program-program penyelamatan hutan, sejalan dengan kerjasama memitigasi dampak perubahan iklim.

“Ada AUSD 30 juta yang sudah akan dicairkan dalam bentuk grant (hibah) untuk program kehutanan,” ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Ia menambahkan bahwa Indonesia menegaskan komitmennya untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara, pendidikan dan kerja sama mitigasi perubahan iklim, termasuk isu tanggap bencana di kawasan Timur dan Barat Indonesia.

“Kita juga menegaskan keinginan mengembangkan quick response terhadap disaster di Timur dan Barat wilayah Indonesia, karena sudah ada preliminary bantuan-bantuan tentang disaster dari Australia,” jelasnya. Untuk kerja sama di bidang perdagangan, diharapkan ada investasi masuk ke Indonesia dari para pemodal Australia, terutama di sektor usaha peternakan sapi.

“Kita mengharapkan Australia bisa berinvestasi dalam hal ini. Bisa dalam investasi teknologi maupun bibit unggul. Nanti masih akan bisa berkembang,” kata dia.

Sementara itu komitmen Pemerintah Jepang membantu Indonesia dalam berbagai proyek selama Tahun 2009 tercatat mencapai nilai 113,94 miliar yen, belum termasuk bantuan dalam bentuk hibah senilai 5,08 miliar Yen.

Bentuk bantuan diberikan antara lain membangun tempat pembuangan akhir di kawasan kota terpadu Mamminasata (Makassar, Gowa, Maros, dan Takalar) yang menghabiskan dana 3,5 miliar Yen dengan bunga 0,65% per tahun dengan masa pembayaran kembali 40 tahun, kata Kepala Kantor Konsuler Jepang Nomura Noboru di Makassar.

Proyek lainnya adalah pembangunan fasilitas dan lokasi untuk mengubah arus listrik searah menjadi arus listrik dua arah di jalur Pulau Jawa-Bali dan Sumatera senilai 36,994 juta Yen dengan bunga per tahun 1,4% dan masa pengembalian 30 tahun.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi di Lumut Balai Provinsi Sumatera Selatan senilai 26,9 miliar Yen dengan bunga 0,3% dan masa pengembalian 30 tahun. Kemudian, 37,444 miliar Yen untuk membantu kebijakan penanggulangan perubahan iklim di Indonesia.

Bantuan lain adalah bantuan untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan yang dikerjasamakan dengan Bank Dunia senilai 8,96 miliar Yen dengan bunga 0,7% dan masa pembayaran kembali selama 15 tahun.

Sementara itu, untuk proyek yang termasuk dalam nilai hibah adalah proyek pembangunan jembatan penyangga di Provinsi Nusa Tenggara Barat senilai 492 juta Yen untuk mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat. Proyek pembangunan kembali jembatan yang rusak akibat gempa di Pulau Nias Sumatera Utara senilai 1,52 miliar Yen. Pembangunan kembali sekolah di Padang, Sumatera Barat yang rusak akibat gempa senilai 549 juta Yen.

Lainnya adalah pengelolaan lahan hutan kritis sebesar satu miliar Yen, restorasi bencana banjir, satu miliar Yen dan 520 juta Yen untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia berupa penyediaan pupuk kalium dengan harga terjangkau untuk petani miskin. Proyek-proyek ini masuk ke dalam Inisiatif Hatoyama yang diajukan oleh Perdana Menteri Yukio Hatoyama pada KTT PBB tentang perubahan iklim pada September 2009. (dni/ant/bis/ifb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar